Film 11:11, Siap Tayang 31 Januari Mendatang
Kali ini rupanya film horror akan tampil dalam suasana
berbeda. Makhluk astral yang muncul dari bawah laut akan begitu memicu
adrenalin.
Bergenre petualangan yang mencekam
dengan pendekatan kearifan lokal kedalaman laut jadi film yang beda yang pernah
ada.
Andi Manopo sebagai sutradara beri
sentuhan artistik hasil pengambilan gambar bawah laut dari kamera supercanggih siap
buat sensasi menonton menghibur dan buat takjub.
Persembahan An Armein Firmansyah
Production memulai tradisi kualitas segala-galanya dari production value film
yang lokasi syutingnya di objek indah Bandar Lampung. Tayang awal tahun
tepatnya 31 Januari 2019.
SINOPSIS
11:11 APA YANG KAU LIHAT ?
Suatu malam, DEWI (female,30thn)
mempersiapkan alat selamnya. Sesudah semua siap, Dewi mencium kening putranya
GALIH (Male, 8thn) yang masih terlelap tidur lalu dia memakaikan sebuah
GELANG ETNIK ke tangan kanan Galih.
Di sebuah laut di lepas pantai Tanjung
Biru, bulan purnama menyinari. Tampak sebuah kapal misterius. Dua orang
perampok duduk di atas kapal. Mereka melihat jam dengan gelisah. Tampak jam
menunjukkan 11:11.
Sekarang saatnya mereka menyelam. Tanpa
mereka sadari, jam mereka berhenti berdetak di jam 11:11.
Sesudah mereka turun, dan kembali ke
atas, mereka diserang oleh siluman. Mereka mati satu persatu. Kemudian jam
kembali berdetak.
10 tahun kemudian...Galih,
Galih, sekarang adalah seorang mahasiswa
tingkat menengah, sedang menyelenggarakan pameran fotografi bawah laut. Galih
yang sedang pameran, ditanyai oleh seorang pengunjung museum, mengenai asal
usul kecintaannya pada laut.
Galih menjelaskan bahwa dulu ibunya yang
hilang sampai sekarang, adalah seorang aktivis konservasi alam yang menghilang
saat sedang melakukan pekerjaannya. Satu-satunya peninggalan ibu Galih yang
masih tersisa, adalah sebuah gelang etnis dengan simbol yang unik.
Malamnya, Galih mengalami mimpi buruk
hingga terbangun. Saat mengambil minum, tanpa sadar jam menunjukkan jam 11:11.
Tiba- tiba ia mengalami panggilan-panggilan gaib. Gelang etnik pemberian Ibunya
terputus, salah satu pernak-perniknya menggelinding ke bawah meja tua. Galih
berusaha mengambil pernak-pernik itu, dan menemukan sebuah peta.
Galih menghubungi kawan-kawannya, mereka
adalah MARTIN, seorang pria tampan petualang; OZAN, yang ceroboh dan selalu
ingin tahu; dan VANIA, seorang gadis vlogger yang cantik. Galih menunjukkan
peta itu. Mereka langsung bertujuan sama untuk menuju tempat yang ditunjukkan
peta. Seketika itu juga mereka mempersiapkan diri untuk berangkat.
Galih, Ozan, Vania, Martin beranjak ke
Tanjung Biru menggunakan mobil. Beberapa kali mereka berhenti di titik-titik
sambil melihat pemandangan dan mengambil banyak foto. Tampak Vania melakukan
pendekatan ke Galih, tapi Galih tidak meresponnya. Justru Martin yang melakukan
pendekatan ke Vania, tapi Vania juga tidak meresponnya.
Akhirnya mereka sampai di sebuah
cottage. Mereka disambut oleh orang lokal, RAMA. Cottage itu sepi, karena masih
baru dibangun. Rama memberitahu bahwa ada bagian-bagian Tanjung Biru yang tidak
boleh dimasuki. Rama melihat gelang Galih, dan memicingkan mata.
Malam saat purnama, Galih duduk sambil
menatap perairan. Vania menghampirinya, dan Galih bercerita tentang ibunya.
Saat itulah Martin melihat gemerlap di perairan. Ia tertarik menyelaminya. Ozan
yang teringat ucapan Rama, berusaha mencegahnya. Tapi Martin sudah keburu lari
dan menyelam.
Galih dan Vania langsung mengikutinya.
Ozan yang takut sendirian di cottage, juga ikutan berangkat.
Di lokasi yang bercahaya tersebut,
mereka melakukan diving. Pada saat menyelam, rombongan itu menemukan sebuah
kapal yang karam di dekat sebuah palung. Mereka mengeksplorasi kapal itu, tidak
tampak adanya jenazah siapa-pun, sekoci kapal itu hilang, talinya seperti
dipotong dengan benda tajam.
Mereka menemukan sebuah pintu yang
ganjil, seperti bekas dipalang, namun sudah dihancurkan. Mereka masuk ke dalam
kapal, dan terkejut saat menemukan sesosok kerangka manusia di dalamnya. Di
kerangka tersebut, dapat ditemukan artifak dengan symbol yang sama dengan
gelang etnik milik Galih.
Kejadian aneh mulai terjadi saat Ozan
menyentuh artifak yang ada di tangan kerangka tersebut, semua jam yang ada di kapal
tersebut mendadak bergerak. Tiba-tiba ada bayangan hitam bergerak cepat.
Beruntung rombongan tersebut dapat keluar tepat waktu, sebelum dibunuh oleh
bayangan tadi.
Mereka buru-buru naik ke permukaan. Dan
kaget saat mendapati Rama sudah menunggui mereka di permukaan dengan perahu
lain. Tampak Rama melihat mereka dengan tatapan marah. Kemudian mereka kembali
ke cottage.
Namun perjuangan mereka bertahan hidup
tidaklah mudah, gangguan makhluk halus terus terjadi. Satu per satu mereka
tewas oleh makhluk halus tersebut. Terlebih saat mereka menyadari, sejak
terdampar, waktu tidak bergerak, alias terhenti di pukul 11:11
Yang tersisa di akhir tinggal Galih dan
Vania, mereka meneruskan petualangan, hingga mereka menemukan sebuah lodge yang
nampak ditinggalkan penghuninya. Mereka berempat menjelajah lodge tersebut dan
menemukan sesosok kerangka manusia dengan tengkorak yang retak.
Galih mengenalinya dari gelang etnik
yang dikenakan kerangka tersebut, itu adalah kerangka Dewi, ibunya yang
menghilang bertahun-tahun lalu.
Vania yang menjelajahi lodge tersebut,
berhasil menemukan informasi bahwa Dewi bukan sekedar aktivis pecinta alam
biasa, ia juga seorang juru kunci dari situs kapal Jepang yang angker tersebut.
Mereka berdua mengurutkan fakta yang
mereka peroleh, kapal tersebut dikatakan tenggelam pada pukul 11:11 malam,
setelah membawa sebuah artifak rampasan perang, pada tanggal 11 November, tepat
saat bulan purnama bersinar.
Kapal tersebut hanya dapat ditemukan
pada tanggal dan jam tersebut, pada saat bulan purnama, kebetulan tanggal
tersebut adalah saat rombongan Galih menyelam. Konon angka tersebut adalah saat
terbukanya gerbang bagi dunia makhluk gaib, untuk menjadi satu dengan dunia
manusia. Ibu Galih tewas saat mencoba melindungi situs tersebut dari tangan
para pemburu harta
Tidak lama berselang, Galih dan Vania
kembali diteror oleh sesosok siluman. Hingga Vania tersudut. Akhirnya Galih
mengorbankan diri, dengan tinggal di Tanjung Biru, asalkan Vania dibebaskan.
Vania awalnya tidak mau melepaskan Galih. Tapi Galih mendorong Vania menjauh.
Bayangan hitam meliputi Galih saat Vania
pergi. Kemudian Galih menghilang. Galih menjadi pelindung situs tersebut, sama
seperti ibunya.
Penasaran? Jangan lupa nonton ya!
Komentar
Posting Komentar